Kesejahteraan Nelayan, Pilar Utama Maritim Indonesia yang Terabaikan

Oleh: Miftahul Khausar, DPP Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI)

Miftahul Khausar Pengurus DPP Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI). (Dok. Khausar analysis.co.id).

Indonesia, negara maritim yang megah, kini berada di ambang krisis yang disebabkan oleh pengabaian sistematis terhadap isu-isu nelayan kecil dan tradisional, masyarakat pesisir, kelautan, perikanan, dan pulau-pulau kecil.


Tragisnya, dalam debat politik antara para calon pemimpin bangsa kemarin, isu krusial ini hampir tidak mendapat sorotan, menunjukkan ketidakpedulian yang mencengangkan dari para calon pemimpin negeri.


Krisis iklim yang memburuk telah mengguncang kehidupan nelayan kecil, menyiratkan urgensi mendesak untuk mendapat perhatian. 


Hasil Survey KNTI 2024 mengatakan bahwa 97% Nelayan Kecil dan Tradisional menyatakan bahwa mereka merasakan adanya dampak dari krisis iklim ke kehidupannya sehari-hari.


Realitanya, di tengah hiruk-pikuk debat politik, realitas pahit di lapangan – penurunan hasil tangkapan, kerusakan ekosistem laut, serta ancaman serius terhadap keberlanjutan hidup – menjadi cerminan kegagalan kebijakan. 


Masalah ini melampaui ranah ekonomi, mencakup ketidakadilan sosial dan ekologis yang mendalam.


Ketidakhadiran isu ini dalam perdebatan politik bukan sekadar kelalaian, melainkan sebuah indikasi kesenjangan yang mengkhawatirkan antara kebijakan publik dengan realitas yang dialami masyarakat pesisir. 


Nelayan kecil, yang seharusnya dihormati sebagai penjaga warisan maritim dan keberlanjutan lingkungan, malah terpinggirkan. 


Sikap apatis terhadap realitas yang mereka hadapi tidak hanya menyalahkan mereka, tetapi juga mengancam keruntuhan identitas maritim Indonesia yang berharga.


Penting untuk menyadari bahwa nelayan kecil dan masyarakat pesisir bukan hanya sekumpulan individu yang bergantung pada laut, melainkan penjaga keberlanjutan sumber daya alam maritim. 


Mengabaikan mereka berarti mengundang bencana ekologis dan sosial yang tak terhindarkan.


Dengan ini, seruan untuk memperjuangkan masa depan maritim Indonesia yang berkelanjutan menjadi lebih mendesak. Suara nelayan kecil harus dianggap sebagai gema keadilan dan kelangsungan hidup Indonesia Maritim.


#Suara Nelayan Kecil & Tradisional

#Krisis Maritim Indonesia

#Perjuangan Keadilan Maritim

#KNTI Jaya

#Nelayan sejahtera

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tutup