Syair Hati, Syiar Negeri: Gebyar Dakwah Festival Daiah Fatayat NU Sulbar
ANALYSIS.CO.ID, Mamuju – Festival Daiah Pengurus Wilayah (PW) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Sulawesi Barat, melalui lembaga otonomnya Forum Daiyah Fatayat NU (FORDAF) resmi dibuka Ketua Tanfidziah PWNU Sulewesi Barat, Dr. H. Adnan Nota, Sabtu (28/12/2024).
Festival Daiah PW Fatayat NU Sulbar yang mengusung tema ” Syair dan Syiar Menuju Peradaban Mulia” dipusatkan di Atrium Mall Maleo Twon Square Mamuju akan berlangsung hingga besok, Minggu (29/12/2024).
Pembuka Festival Daiah tersebut dihadiri Kepala Perwakilan BI Sulbar, Gunawar Purbowo, Pimpinan Ponpes Atthahiriyah Kalukku, KH Ahmad Multazam, Anggota DPRD Mamuju, Munawir Araffat, Kepala Stasiun RRI Mamuju, para ketua dan pengurus banom dan lembaga otonom NU.
Ketua PW Fatayat NU Sulawesi Barat, Imelda Adhyanty mengatakan, ini adalah tahun kedua Fatayat NU Sulbar melaksanakan Festival Daiah dan tahun pertama menjadi cikal bakal terbentuknya Forum Daiah Fatayat NU Sulbar.
Ia berharap, Festival Daiah ini menjadi sarana syiar dan syair sebagaimana tema yang diusung dapatĀ meningkatkan minat dan bakat anak dan remaja di Sulawesi Barat khususnya dalam bidang keagamaan.
Imelda menuturkan, Fatayat memiliki visi bagaimana menguat bersama maju bersama untuk perempuan Indonesia.
“Maka kami mencoba mengambil spot wilayah di Sulbar menjadi Fatayat NU Macoa, Macoa dalam hal spiritualitasnya Macoa Jasmaninya dan Macoa akalnya,” ujar Imelda dalam sambutannya.
Kata Imelda, dengan kegiatan ini diharapkan akan muncul suatu peradaban, yang pastinya membutuhkan kolaborasi dan dukungan seluruh pihak.
Ia menambahkan, Fatayat NU Sulbar memiliki beberapa program seperti Manarang dengan melakukan pengajian berkeliling di berbagai masjid-masjid.
Tidak hanya itu, berbagai persoalan di Sulbar Fatayat NU juga ikut berberan dalam melakukan penanganan.
“Jadi Fatayat tidak hanya melakukan penguatan organisasi, tetapi juga ikut dalam berbagai program pemberdayaan ekonomi perempuan. Perempuan harus melek isu yang ada di sekitar,” tuturnya.
“Insyaallah melalui Fatayat NU kami akan melakukan penanganan terhadap berbagai issu yang berkembang,” Imelda menambahkan.
Festival Daiah tersebut melombakan beberapa kegiatan keagamaan, diantaranya kultum, lomba bercerita kisah nabi dan rasul, dan kalindaqdaq religi.
Imelda berharap peserta nantinya akan melakukan pencerahan kepada masyarakat utamanya mengenai literasi keuangan.
Sementara itu, Ketua Tanfidziah PWNU Sulbar Adnan Nota, menyampaikan apresiasi dan penghargaan tinggal terhadap Fatayat, serta berharap kegiatan ini terus berlanjut.
Adnan mengatakan, Fatayat merupakan salah satu banom kebanggaan NU yang fokus pada pengembangan dan pendampingan kader perempuan.
Menurutnya, generasi saat ini memang perlu diberi konten syiar dan syair yang dapat mengembangkan skil kebatinan dan spiritualitas dan juga berhubungan langsung dengan perkembangan generasi.
“Karena konten hari ini sangat jarang, karena anak-anak saat ini anak-anak android yang dunianya dikendalikan oleh HP, sehingga kegiatan seperti sangat penting,” kata Kakanwil Kemenag Sulbar itu.
Dia menjeskan, di NU saat ini sudah beberapa kegiatan telah dilakukan baik di tingkat kepengurusan dan Banom, secara simulasi telah berjalan naik walaupun kegiatannya masih bergerak secara parsial.
Kata dia, ke depan tugas NU semakin berat apalagi dengan peradaban yang ada semakin besar, ini sejalan dengan cita-cita Indonesia emas.
“Tapi kalau NU sudah bergerak maka Indonesia emas dengan astacita Indonesia Maju dapat tercapai,” pungkasnya.(*)
Tinggalkan Balasan