FGD, DLH Sulbar Ajak Stakeholder Sinergi Lestarikan Lingkungan Sungai Karama
ANALYSIS.CO.ID, Mamuju – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menghelat Forum Group Discussion (FGD) tentang pengendalian pencemaran Sungai Karama, di Hotel Grand Putra, Mamuju.
Kegiatan ini digagas untuk merumuskan langkah konkret penyelamatan salah satu sungai prioritas nasional tersebut. Rabu (02/07/2025).
Acara ini dibuka langsung oleh Kepala DLH Sulbar, Zulkifli Manggazali. Hadir dalam FGD tersebut sejumlah pemangku kepentingan penting, termasuk Kepala DLH Kabupaten Mamuju, Kepala Bappeda Kabupaten Mamuju.
Hadir juga, Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Sulawesi Barat, serta Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Sulbar. Unsur pemerintah terkait dan tokoh masyarakat juga turut meramaikan diskusi tersebut.
Zulkifli Manggazali dalam sambutannya menyampaikan pentingnya sinergi antar-pemangku kepentingan dalam upaya pelestarian lingkungan, khususnya pengelolaan dan pemanfaatan sungai.
“Untuk dapat mencapai kualitas lingkungan hidup yang baik, saya mengajak stakeholder terkait untuk bersinergi dalam membuat program kegiatan yang tujuannya untuk pelestarian lingkungan, khususnya dalam pengelolaan dan pemanfaatan sungai,” ujarnya.
Zulkifli menjelaskan bahwa, pengendalian lingkungan hidup merupakan urusan wajib pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor 27 Tahun 2021 tentang Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH).
“IKLH ini menjadi cerminan kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah, di mana salah satu indikatornya adalah Indeks Kualitas Air (IKA) yang didapat dari pemantauan sungai. Sungai Karama, sebagai sungai skala prioritas nasional, menjadi fokus pemantauan oleh provinsi,” jelasnya.
Selain itu, dia menyebut, data ini menunjukkan, IKA Provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2024 mencapai 55,93, tergolong kategori sedang dan menempati peringkat ke-19 dari 38 provinsi.
“Khusus untuk Kabupaten Mamuju, nilai IKA tercatat 53,69 (kategori sedang), dengan indeks respon 53,96. Secara nasional, Kabupaten Mamuju berada di peringkat 142 dari 514 kabupaten/kota dan peringkat ke-5 dari 6 kabupaten se-Provinsi Sulawesi Barat. Angka-angka ini mengindikasikan bahwa Sungai Karama membutuhkan perhatian serius untuk perbaikan kualitas airnya,” sebutnya.
Momentum Kolaborasi untuk Sungai Lestari
FGD ini diharapkan menjadi momentum untuk menjalin kerja sama yang erat antara pemerintah provinsi, pemerintah daerah, camat, perusahaan, dan seluruh masyarakat, khususnya yang berdomisili di bantaran sungai. Tujuannya tak lain adalah untuk menjaga fungsi sungai sebagai sumber kehidupan.
Melalui FGD ini, Zulkifli berharap akan lahir rumusan kebijakan pengelolaan lingkungan yang konkret, serta komitmen bersama untuk menjaga kelestarian fungsi sungai melalui perencanaan program kegiatan yang berpihak kepada kepentingan masyarakat.
Ia juga secara khusus mengimbau masyarakat di sekitar bantaran Sungai Karama agar tidak membuang sampah ke sungai dan turut aktif dalam melakukan restorasi daerah aliran sungai.
Kegiatan ini sejalan dengan salah satu visi dan misi Gubernur Sulbar, Suhardi Duka, dan Wakil Gubernur Sulbar, Mayjen TNI (Purn) Salim S. Mengga, yaitu membangun infrastruktur dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.
“Dengan adanya FGD ini, para pemangku kepentingan diharapkan dapat menyusun rencana aksi pelestarian sungai, seperti reboisasi bantaran sungai, pengelolaan sampah terpadu, atau pembentukan komunitas peduli sungai,”
“Selain itu, kegiatan ini juga dapat meningkatkan kepedulian dan partisipasi publik melalui edukasi mengenai pentingnya sungai dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan kehidupan,” harapnya.
Tinggalkan Balasan