Pemkot Parepare Tunggu Inisiatif Bulog Stabilkan Harga Beras yang Melonjak

Analysis.co.id, Parepare – Warga Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) mulai mengeluhkan harga beras mahal.

Diketahui, harga beras jenis medium sebesar Rp 15.500 per kilogram, sedangkan untuk jenis premium tembus Rp 16.500 sampai Rp 17 ribu per kilogram.

Padahal harga sebelumnya hanya di kisaran harga Rp 13 ribu hingga Rp 13.500 per kilogram.

“Baru kali ini saya beli beras mahal sekali. Sekarang dikurangi karena naik sekali harganya,” kata seorang warga Imah, Kamis (10/7/2025).

Imah mengungkapkan setiap bulannya keluarganya mengonsumsi beras 5-8 kilogram.

Melonjaknya harga beras, kata dia, membuat dirinya harus mengurangi membeli sedikit demi sedikit.

“Dulu itu saya beli 5 sampai 8 kilo. Sekarang terpaksa beli sedikit-sedikit karena kita juga mau beli lombok, ikan dan lain-lain,” ungkapnya.

“Iya, tidak bisa juga dikurangi (konsumsi beras) karena seperti tidak makan kalau tidak ada nasi,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Parepare Muhammad Idris tidak bisa berbuat banyak atas melonjaknya harga beras di pasaran.

Kini, lanjut dia, masih menunggu Bulog mengeluarkan beras untuk mengintervensi harga.

“Kita belum punya mekanisme penetrasi pasar karena terkait beras itu Bulog sepenuhnya,” jelasnya.

“Kita selama ini mengandalkan beras SPHP yang dikhususkan untuk stabilkan pasokan dan harga, tapi Bulog juga masih tunggu persetujuan Bapanas,” pungkasnya.

Bulog Tahan Beras Cadangan Pemerintah

Harga beras di Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami kenaikan sejak Mei 2025.

Kenaikan ini menjadi anomali karena pasokan cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog Parepare mencapai 105 ribu ton.

Saat ini harga beras jenis medium sebesar Rp 15.500 per kilogram, sementara untuk jenis premium tembus Rp 16.500 hingga Rp 17 ribu per Kg.

“Stok Parepare 105 ribu ton cadangan beras pemerintah semua,” kata Pimpinan Cabang Bulog Parepare, Muhammad Junaedy, Selasa (8/7/2025).

Junaedy menjelaskan belum melakukan intervensi harga beras di pasaran.

Pasalnya, kata dia, belum mendapatkan perintah dari Badan Pangan Nasional (Bapanas).

“Kami Bulog itu belum menerima perintah untuk melakukan stabilisasi harga, khususnya beras,” jelasnya.

“Pada prinsipnya kan Bulog sebagai operator, kami butuh perintah tingkat kementerian, dalam hal ini Bapanas,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tutup