RDP, Ketua Komisi III DPRD Sebut RSUD Mamuju Butuh Dokter Spesialis

Ketua Komisi III DPRD Mamuju, Yuslifar Yunus saat memimpin RDP di Kantor DPRD Mamuju, di dampingi Sekretaris Komisi III, Munawwir Arafat (Mumun), beserta jajarannya Indra Rukmana S, Nazaruddin Akhmad, serta Ahmad Istiqlal Ismail, dan di hadiri langsung Direktur RSUD Mamuju, St. Sulfiah Suhardi. (Dok. Analysis).

ANALYSIS.CO.ID, Mamuju – Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Mamuju, Yuslifar Yunus memberikan tinjauan mendalam terhadap sikap dan komitmen Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mamuju, St. Sulfiah Suhardi.

Dalam pertemuan tersebut, Yuslifar menanggapi berbagai masukan maupun perbaikan layanan RSUD Mamuju pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar di Gedung DPRD Mamuju. Jl. Ahmad Yani, Binanga, Kec. Mamuju. Rabu (25/06/2025).

Melalui itu, Yuslifar secara khusus memberikan apresiasi atas upaya yang dilakukan oleh St. Sulfiah Suhardi.

“Ya kalau saya itu hal yang sangat krusial. Untuk segera ditindaklanjuti karena itu akan mempengaruhi proses pelayanan kesehatan di rumah sakit,” kata Yuslifar.

Meskipun memberikan apresiasi, Yuslifar tak luput menyoroti perhatian soal kurangnya sumber daya manusia (SDM) di internal rumah sakit, utamanya dokter spesialis.

“Apalagi dokter spesialis, makanya tadi saya sampaikan dalam rapat, ini segera untuk disampaikan ke Bupati. Untuk menindak lanjuti terkait kekurangan tenaga dokter spesialis. Karena kondisi sekarang saja itu sudah kewalahan mereka untuk melayani pasien. Apalagi kalau sudah berkurang, ini penting,” tegas Yuslifar.

Meski begitu, Yuslifar juga menuturkan bahwa ke depan, pihaknya di Komisi III akan melakukan pengawasan secara intensif tentang Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD.

“Terkait soal ini. Sebenarnya ver-veran maki saja terkait Blud, kalau kita lihat selama ini Blud memang belum mampu secara mandiri untuk mengelola nggarannya dan memenuhi proses pelayanan kesehatan di rumah sakit,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan bahwa karena di kabupaten Mamuju selama ini masyarakatnya bukan semakin hari semakin berkurang, melainkan semakin bertambah.

“Maka proses maksimalisasi pelayanan itu memang perlu dimaksimalkan, dengan kondisi sekarang, Blud itu penting untuk tetap disupport sama pemerintah, karena selama tidak ada hal yang kemudian saya anggap bisa maksimal, itu masih tetap disupport sama pemerintah dulu,” jelasnya.

Soal pembahasan BLUD, ia menyebutkan, akan segera menindaklanjuti pada rencana pertemuan berikutnya, baik di pembahasan Badan Anggaran (Banggar) maupun pembahasan APBD.

“Kita akan bahas, apakah nanti di Banggar, apakah di dalam pembahasan-pembahasan APBD itu, kita akan bahas untuk menyampaikan ke pemerintah bahwa Rumah sakit ini masih butuh disupport,” sebutnya.

Lebih jauh, ia menyinggung insiden miskomunikasi yang melibatkan pelayan kesehatan dengan salah satu pasien, walaupun akhirnya mampu terselesaikan secara internal.

“Pasien yang miskomunikasi menurut penyampaiannya pihak rumah sakit tadi itu, katanya sudah diselesaikan secara internal dan sudah dimediasi antara keluarga pasien dengan dokter spesialisnya, bahwasannya dokter pada saat itu lagi kewalahan, capek ya, setelah melakukan operasi beberapa kali. Seperti itu,”

“Apalagi kondisi dokter spesialisnya juga ini secara fisik memang sudah mau purna. Tapi mereka sudah selesaikan juga, mereka sudah lakukan mediasi. Karena sebagus apapun ketersediaan infrastruktur di rumah sakit, kalau SDM-nya kurang, juga tidak memadai,” pungkasnya.

Diketahui, Pertemuan ini dipimpin Ketua Komisi III Yuslifar Yunus, dan didampingi Sekretaris Komisi III Munawwir Arafat, ⁠dan anggota Indra Rukmana S, Nazaruddin Akhmad, Ahmad Istiqlal Ismail, serta Direktur RSUD Mamuju, St Sulfiah Suhardi bersama jajarannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tutup

https://www.analysis.co.id