MFF 2024, Aad Sebut Kelapa Sebuah Konsep Kehidupan Manusia
ANALYSIS.CO.ID, Mamuju – Konseptor Artwork MFF2024, Aad Mandar, menjadi pembicara pada malam ketiga. Aad bicara tentang konsep tema yang mencapai bentuknya sebagai desain panggung, pamflet, bumper, dan maskot. Minggu (27/10/2024).
Aad tidak hanya mengerjakan, tapi memang konsep kelapa adalah konsep dari idealisme Aad sendiri.
Selain itu, Aad memang dikenal sebagai seniman yang mengeksplorasi kelapa sebagai konsep filosifis dari karya-karyanya selama ini.
Menurutnya, kelapa punya semestanya sendiri sebagai simulasi pengalaman makro kehidupan manusia.
“Sebenarnya ini lahir dari tradisi masyarakat mandar, yang tidak lepas dari kelapa. Kelahiran manusia Mandar, pernikahan sampai kematiannya menggunakan kelapa. di mandar, kalau ada anak yang lahir, pasti ditanamkan kelapa. diharapkan, dengan begitu manusia yang lahir bisa bermanfaat,” ungkap Aad, saat jadi pembicara di MFF 2024.
Sengaja membuat konsep artworknya surealis, karena Aad menganggap ini adalah gaya yang cocok untuk menyampaikan ide-idenya.
“Kalau yang realis justru barangkali akan sulit.” katanya.
Selain itu, Aad Mandar bersama komunitasnya Ikatan Perupa Sul-Bar (IKPS) menggelar Zentangle Art dari atas panggung. Mereka membagikan setidaknya 50 lembar kertas juga krayon kepada audiens.
Konsep ini dipilih untuk membuat interaksi, juga media untuk mengenali perasaan bagi yang melakukannya.
Aad menginstruksikan untuk membentuk garis yang tidak terputus sebelum diinstruksikan berhenti. Kemudian dari garis yang tidak berhenti itu, nantinya akan terbentuk pola, ada yang besar ada yang kecil, kemudian diisi dengan ragam hias berbentuk kotak, lingkaran, segitiga.
Dalam praktiknya, setiap mulai melakukan instruksi Aad, peserta diminta juga untuk menukar krayon kepada peserta yang ada di depan dan disamping mereka.
Sehingga nanti, akan ada pengetahuan baru tentang diri peserta tentang perasaanya karena dalam praktiknya ada kejutan-kejutan lewat instruksi, meskipun tetap ada hal yang direncanakan.
Rasya, salah seorang peserta mengaku memang sengaja membentuk garis tidak putus berbentuk hati untuk menyatakan situasi hatinya saat ini
“Karena lagi hancur ka ini, jadi kukasi’ hancur juga gambarku.” kata Rasya, sambil ketawa. Ia berhasil membawa pulang totebag bertema MFF 2024.
Hampir sama, peserta lain, Ira menuturkan “Dengan art interaktif ini saya bisa mengekspresikan apa yang saya rasa. ternyata kita bisa mengekspresikan apa yang kita rasa tidak hanya dengan kata-kata, bisa juga diekpresikan lewat karya, dalam hal ini lukisan.” tutur Ira.
Saat ditanya bagaimana hasil karyanya, Ira menjawab, “Ini adalah gambar dari kebimbangan saya yang sudah kelas XII SMA ini. Setelah ini saya akan bagaimana, saya mau kemana,” terangnya.
Diketahui, semua karya peserta yang dihasilkan dari zantangle art ini akan dikumpulkan kemudian dipajang menjadi kolase di stand Ikatan Perupa Sulbar. (*)
Tinggalkan Balasan