Investasi Kelapa Dalam Malaysia Incar Sulbar, Wagub Minta Kepastian Harga

Wagub JSM usai bertemu dengan investor asal Malaysia.

ANALYSIS.CO.ID, Palu – Wakil Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Salim S. Mengga, membuka rencana investasi signifikan di sektor industri kelapa dalam.

Seorang investor asal Malaysia disebut-sebut tertarik untuk menanamkan modalnya di provinsi yang berbatasan langsung dengan Sulawesi Tengah (Sulteng) tersebut.

Kabar ini mencuat usai pertemuan antara Wagub Salim dan perwakilan investor di Palu (Sulteng).

Dalam pertemuan itu, sang investor tak hanya menyatakan niat untuk membangun pabrik pengolahan kelapa di Sulbar, tetapi juga berjanji akan memberikan bibit kelapa dalam secara cuma-cuma kepada masyarakat setempat.

Kendati menyambut baik potensi investasi ini, Salim Mengga tak ingin gegabah. Ia menggarisbawahi pentingnya kepastian harga jual kelapa di tingkat petani.

“Hanya yang saya mau bicarakan, saya minta kepastian harga. Jangan sampai masyarakat kita dikasih bibit, kelapanya tumbuh, tahu-tahunya harganya murah,” ujarnya. Kamis (15/05/2025).

Menurut pendamping Gubernur Suhardi Duka ini, hasil survei investor menunjukkan bahwa Kabupaten Polewali Mandar (Polman) dan Majene menjadi wilayah yang paling diminati untuk lokasi investasi. Kedua daerah ini dinilai memiliki potensi sumber daya kelapa dalam yang menjanjikan.

Lebih lanjut, Salim mengungkapkan rencananya untuk bertolak ke Jakarta dalam waktu dekat. Agenda utamanya adalah membahas secara lebih detail rencana investasi ini dengan pihak investor.

“Karena ini potensi buat kita untuk menyerap tenaga kerja. Karena dia (investor) akan gunakan tenaga kerja yang ada di Sulbar,” tegasnya.

Wagub juga menyoroti fenomena migrasi tenaga kerja asal Sulawesi Barat ke daerah lain, seperti Morowali.

Ia menyebutkan, tak kurang dari 70 ribu penduduk usia produktif asal Sulbar saat ini bekerja di luar provinsi. Kehadiran industri kelapa dalam ini diharapkan mampu membalikkan tren tersebut dengan menciptakan lapangan kerja baru di kampung halaman.

“Lebih dari 70 ribu anak-anak usia produktif kita ada di Morowali. Dengan hadirnya industri kelapa dalam ini, semoga bisa menyerap tenaga kerja lokal agar mereka tidak perlu ke luar daerah lagi,” pungkasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tutup

https://www.analysis.co.id