KPID Sulbar Gelar Expo Penyiaran: Perkuat Informasi Sehat di Tengah Gempuran Konten Digital

Poto bersama Wagub JSM dan KPID Sulawesi Barat (Sulbar) usai menggelar Expo Penyiaran 2025

ANALYSIS.CO.ID, Mamuju – KPID Sulawesi Barat (Sulbar) menggelar Expo Penyiaran 2025 selama dua hari, 23-24 Mei 2025, di Atrium Matos Mamuju.

Acara ini menjadi momentum bagi lembaga penyiaran lokal untuk berbenah dan berkolaborasi di tengah arus deras informasi digital.

Expo Penyiaran ini dibagi dalam dua segmen utama: talkshow yang menghadirkan pakar dan praktisi, serta lomba baca berita tingkat SMA/Sederajat se-Sulbar.

Ajang ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran generasi muda akan pentingnya konsumsi informasi yang sehat dan berkualitas. Sabtu (24/05/2025).

Ketua KPID Sulbar, Mu’min, dalam sambutannya menegaskan analogi informasi sebagai makanan.

“Kalau makanan yang kita konsumsi itu sehat, maka pasti tubuh kita juga akan ikut sehat. Begitupun dengan informasi, kalau informasi yang kita konsumsi itu adalah informasi yang sehat dan berkualitas. Insya Allah akal pikiran kita, spiritualitas kita, kejiwaan kita itu juga akan terbangun secara sehat dan berkualitas,” ujarnya.

Kepala Dinas Kominfo Perss Sulbar, Mustari Mula, menyambut baik gelaran ini. Menurutnya, KPID Expo berperan menggairahkan kembali lembaga penyiaran di Sulbar untuk mengakselerasi potensi kreator konten.

“Agar bisa mendistribusikan konten-kontennya yang diunggah di media sosial atau di platform digital didistribusikan ke lembaga penyiaran, sehingga ada kolaborasi,” jelasnya.

Mustari menambahkan, dunia penyiaran kini tidak lagi semata-mata diukur dari kuantitas atau rating.

“Kondisi yang viral yang sering dipublikasi di dunia kreator konten, itu yang menjadi analisa kepemeriksaan,” tukasnya.

Ini menunjukkan pergeseran paradigma bahwa konten lokal yang relevan dan viral di ranah digital juga patut dipertimbangkan oleh lembaga penyiaran.

Apresiasi tinggi juga datang dari Ketua APHTN – HAN Sulbar sekaligus akademisi, Rahmat Idrus.

Ia menilai, kegiatan ini sebagai bentuk edukasi kepada generasi muda tentang pentingnya media sehat dan siaran yang bertanggung jawab di tengah disrupsi informasi.

“Memang peran dan penguatan yang dilakukan oleh KPID itu penting karena sebenarnya saat ini kita tidak berhadapan dengan lembaga penyiarannya, tetapi kita berhadapan dengan berbagai konten yang diproduksi oleh platform media sosial atau platform digital itu, dan itu yang menjadi tantangan kita saat ini,” kata Rahmat.

Lebih jauh, Rahmat Idrus berharap media mainstream televisi tetap menjadi garda terdepan dalam menyajikan informasi yang bertanggung jawab dan teruji validitasnya.

Ia juga menekankan pentingnya kreativitas dalam memproduksi konten yang menarik bagi Gen Z.

Ia senada dengan Wakil KPI Pusat, Mohamad Reza, yang menyebut banyak kreator konten mengambil produksi dari media mainstream.

Dengan demikian, jika media penyiaran mampu memproduksi program yang baik dan mengedukasi, diharapkan media sosial ke depan akan dipenuhi oleh konten-konten berkualitas dari lembaga penyiaran.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
Tutup
error: Content is protected !!